Sabtu, 03 Desember 2011

Space Painting


Melukis dengan kuas? Tampaknya itu sudah biasa dilakukan. Ada yang berbeda dalam hal seni lukis di kawasan Rempoa, Ciputat. Ya, inilah  yang kerap dilakukan Galaksi Imaji Langit. Sebuah komunitas yang menyalurkan ekspresinya melalui lukisan ala Space Painting.
Space Painting pertama kali muncul di Meksiko pada tahun 1980-an. Ia merupakan seni melukis luar angkasa dengan menggunakan pylox dan kertas duplek (kertas yang licin).
Luar angkasa, yang kita ketahui memiliki sedikitnya warna. Namun, komunitas yang dirintis oleh Rio, Dhito, dan Andi ini dapat mengeksplorasi luar angkasa dengan ragam warna kesukaan mereka. Lalu apakah hasil lukisan itu adalah perwujudan mereka terhadap luar angkasa?
Tentang ini, Rio, salah satu perintis komunitas ini, memiliki secercah pendapat. Tampaknya terlalu mubazir bila Tuhan menciptakan kehidupan seluas ini, tapi yang memiliki kehidupan hanya di bumi. Tentu ada kehidupan lain, hanya saja manusia tidak mengetahuinya.
“Kita hanya sekadar membelokkan rasional itu. Kita bikin sesuatu yang nggak ada, cuma dibikin ada lewat lukisan saja. Kita imajinisikan saja menurut lo ada dunia lain selain di bumi. Imajinasikan bentuknya kayak gimana. Ya, ini yang kita gambar-gambarin. Ekspresi-ekspresi kita tuh kayak begini,” jelasnya.
Belum ada yang mempopulerkan lukisan seperti ini di Indonesia. Keindahan, gemerlap cahaya, dan bulatnya planet di luar angkasa, serta warna dalam pikiran mereka, disatukan ke dalam imajinasi yang pada akhirnya menemukan tempat sepantasnya.
Bebas menciptakan bulatan planet dengan tekstur dan warna apapun. Tekstur Planet yang kuning kecoklatan tak karuan seakan menunjukkan permukaan yang kasar. Dan, paduan warna bebatuan yang menjulang tinggi ke atas, seluruhnya hadir dalam salah satu karya mereka.
Mereka belum mau beralih untuk melukis selain luar angkasa. Orang-orang masih menikmati luar angkasa ciptaan mereka. Ditambah dengan karya mereka yang didalamnya ada kombinasi dengan budaya Indonesia. Tapi menurut Rio, karya bukanlah hal yang seru, karena yang membuatnya seru adalah proses menjadi karya tersebut.
Dalam menghasilkan karya tersebut, perlu pembiasaan diri dengan teknik-tekniknya.  Yang menggelutinya tak mesti orang yang memiliki bakat menggambar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar